Jumat, 15 Januari 2010

SUCINYA HATI

Sucinya hati…selami dalamnya jiwa

Ikhasnya niat…menembus kerasnya dinding tebal dalam dada

Santunnya kata telah sentuh mutiara kalbu di dasar ego

Halus nian ucapan…menggugah diri tuk sambut rahmat-Nya

Tiadalah sia-sia perjuangan kerang di gelapnya kedalaman laut yang dingin

Buih demi buihpun tertelan sudah

Entah berapa banyaknya

Waktupun kian berlalu…entah telah berapa lama

Entah telah berapa jauh perjalanan panjang nan melelahkan

Sungguh buah dari kesabaran manis nian rasanya

Mutiara indah hasil perjuangan …setiap mata terkesima melihatnya

Takjublah hati kagumi keindahannya

Surgalah balasan di sisi Allah

Bagi hati yang senantiasa bagai air jernih yang mengalir tenang

Menuju muara keridhoan…luasnya samudera anugerah

Yang tiada bertepi

Cinta dan rindu yang selalu menyatu dalam jiwa

Pejuang agama yang mulia…pemburu cinta yang abadi

Pendamba pendamping yang senantiasa suci, tiada pernah tersentuh

Mereka yang di sana hanyalah pecinta yang sesungguhnya

Tempat itu tiada lain adalah surga

Di bawahnya mengalir sungai-sungai dari susu, madu dan arak

Yang tiada memabukkan

Hanya merekalah pemilik cinta yang suci yang kan menjadi penduduknya



Minggu, 20 Desember 2009

BETE = STRES???

Apa kalo kamu lagi bete artinya kamu itu lagi stres?

Duh. . . serem amat yah?! Kamu jadi mirip-mirip orang gila di terminal yang suka ngoceh sendiri dong!

Sebenernya bete itu adalah tingkatan yang lebih rendah dari stres. Stress itu sendiri ada dua macem, yakni stres yang bersifat sementara dan kondisional (dapat diselesaikan dengan mudah dan nggak memakan waktu yang lama). Ada lagi stres yang bersifat kronis yang disebabkan pengalaman buruk yang nggak bias dilupakan dan terjadi dalam masa yang panjang.

Bete lebih banyak disebabkan oleh hati kamu yang tiba-tiba merasa sedih, nggak mood, cemas dan minder, tapi kalo stres itu lebih parah lagi dari bete!! (wadoehh!!). Tanda-tanda stres itu antara lain gelisah, cemas berlebihan, merasa tertekan, tegang, dan takut. Akibatnya stres dapat menyebabkan depresi plus menderita (nah lhoo..!).

Meki bete bersifat ringan dan relatif gampang buat diselesein, kamu tetep harus berusaha mengatasi ke-betanmu segera. Jangan biarin berlarut-larut. Soalnya, kalo kamu nggak berusaha menindas ke-bete-anmu itu, lama-lama bisa jadi stres yang kronis dan susah buat disembuhin.

Kamu nggak mau kan jadi orang stres plus depresi?! Hiy. . . jangan sampe deh! Makanya, jangan keseringan bete, dikit-dikit bete, dikit-dikit bete, udah gitu jangan malas bin segan buat cari cara keluar dari perasaan yang nggak nyenengin itu. Lebih baek kita selalu berusaha positif terhadap diri sendiri dan mensyukuri segala sesuatu yang udah diberiin Allah kepada kita.

Guys, sebenernya kita nggak perlu stres pas kita lagi tertimpa suatu problem ato musibah. Semua yang menimpa diri kita, ya baeknya kita jadiin hikmah dan pelajaran buat kehidupan kita sekarang dan yang mendatang. Stres itu dateng kalo kita selalu larut dalam kesedihan dan kecemasan yang luar biasa. Di mana pun kita berada selalu diselimuti oleh kain-kain.., uppss, maksudnya bayang-bayang keburukan dan kegagalan dalam setiap langkah kita. Padahal nggak semua bayangan buruk itu bakal kejadian, tergantung gimana kita menyikapi segala persoalan yang terjadi.

Jumat, 11 Desember 2009

Apa sih optimise itu?

Optimisme itu berasal dari kata optimis, yakni orang yang selalu beranggapan baik. Optimisme itu sendiri dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya orang yang selalu beranggapan baik dalam menghadapi berbagai hal. Nah, sedangkan optimisme adalah paham atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan;sikap selalu mempunyai harapan di segala hal.

Dalam Random House Dictionary, sebagaimana yang dikutip oleh Lawrence E. Saphiro P.Hd, “optimisme adalah kecenderungan untuk memandang segala seseuatu dari sisi dan kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang memuaskan.”

Gimana? Mirip-mirip kan?!

Nah, apa sih hubungannya optimis dengan berpikir positif atau berperasangka baik (huznudzan)? Kalo kata Mr. Saphiro, optimisme itu lebih dari sekedar berpikiran positif. Optimisme adalah kebiasaan berpikir positif. Artinya, optimisme adalah sebuah akhlak (tingkah laku) yang muncul karena kita senantiasa memandang segala sesuatu dari segi positifnya.


SELEKTIF MEMILIH TEMAN

Satu-satunya cara menghargai kebaikan adalah dengan kebaikan; satu-satunya jalan untuk memiliki seorang sahabat adalah dengan menjadi seorang sahabat.”
[Ralph Waldo Emerson]

Berteman memang, asyik. Bisa curhat, bisa mengenal karakter, bisa dapet pengalaman dan wawasan, juga bisa tukar pikiran. Tapi jangan salah lho, nggak semua orang bisa kita dijadiin temen. Apalagi teman baek. Kenapa? Soalnya ngaak semua orang bisa ngajak kepada kebaikan. Jadi, kudu selektif dan juga hati-hati memilih teman. Jangan korbanin diri kamu demi sebuah pertemanan, kalo ntar ujung-ujungnya kamu kudu membayar mahal dengan hancurnya masa depan kamu. Kagak pake, dah!

Sobat, meski kita selektif memilih teman, bukan berarti kita pengen eksklusif (he?? emang kereta?!). Nggak. Beda bole aja. Tapi jangan sampe ngebedain diri ama yang laen. Sekedar “say-hello” ama temen-temen sekelas yang kebetulan rada-rada amburadul sah-sah aja. Apalagi kalo kita mampu ngajakin mereka ngaji. Pastinya lebih OK tuh. Cuma, emang nggak semua dari kita juga bisa dengan sukses ngajak temen model begitu. Minimal banget, jaga hubungan baek aja deh. Tul, nggak seh?

Lha sekarang ini aku di sekolah, ada juga temen model begitu. Tapi alhamdulillah aku masih bisa bertemen, tapi nggak kebawa ancur. Lagian, tergantung kitanya juga sih. Kalo kita keukeuh dalam mempertahankan prinsip kita, temen kita yang model begitu juga menghargai kok. Don’t worry, malah kalo kitanya tipe plin-plan, suka diledekin dan mereka nggak percaya lagi. Rugi banget kan? So, bertemen tu boleh ama siapa aja, asal kita pegang prinsip dan kalo perlu jelasin deh sejelas-jelasnya ama mereka tentang siapa kita dan prinsip hidup kita. Kagak perlu takut dan jangan ragu. Yakin aja deh.

Guys, teori komunikasi nunjukin kalo kita bakal cenderung berkumpul dan berkelompok ama mereka yang seragam dengan kita dalam beberapa hal, ato mungkin dalam segala hal. Anak-anak chearleasers di sekolahku, mereka nge-geng ama kelompoknya yang juga dari anak-anak cheerleader juga. Mereka bagai air dengan minyak kalo ama anak-anak laen yang kagak pernah ikutan chearleader. Nggak bisa nyatu. Udah gitu anak-anak laen yang kagak ikutan chearleader, ya mainnya ama geng mereka yang dari kalangan anak-anak biasa-biasa itu lagi. Geng ini, sangat boleh jadi udah terpola ama pertimbangan status. Jadi, sadar diri tuh!

Di sekolah SMP aku ini, ada juga anak-anak yang dari kalangan atas, lebih banyak maen ama anak-anak kelas atas juga. Kira-kira gambarannya mirip-mirip sinetron Bulan dan Bintang, Bidadari, Senandung Masa Puber, Demi Cinta, dsb-lah. Anak borju gaulnya ama yang borju lagi. Kalo ada anak kere yang kebetulan pengen gabung, paling nggak doi kudu bisa nyetel dengan aturan tak tertulis geng tersebut. Apalagi kalo kudu tampil ala kaum borjuis pula.

Dalam bahasa pikologi, ada istilah peer group. Kelompok temen sebaya. Ini pengaruhnya kuat juga lho. Nggak percaya? Rasanya di antara kita udah pernah ngalami deh. Buktinya, kita lebih suka plus ridho “terpengaruh” temen ketimbang terpoles didikan orang tua di rumah. Alasannya, temen sebaya lebih gampang mudah diajak ngobrol ketimbang ortu yang selalu dalam posisi “memerintah” dan sok kuasa. Weleh. . . ini akibat kita nggak deket ama ortu. Kalo nggak deket, nggak kejadian deh model kayak gini. Sabda Rasulullah SAW:
“Orang itu kita ikuti agama teman dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat.” [HR. Tirmidzi]

Sebenernya banyak juga yang bisa kita jadiin temen. Karena manusia di dunia ini juga begitu bejibunnya.

Selasa, 08 Desember 2009

TEUKU UMAR PAHLAWAN


lewat baris-baris puisi kucoba diri selalu mengenang jasamu pahlawan dengan suatu keberanian yang membaja di dadamu sampai tetesan darah penghabisan engkau kobarkan demi kehormatan bangsa engkau mencintai kedamaian tetapi lebih mencintai kemerdekaan karena engkau tidak mau termakan engkau melawan sayang perlawananmu putus di tengah jalan engkau tidak kenal pekikkan kemerdekaan pekikkan yang senantiasa engkau impikan pekikkan kemenangan di ujung perjuangan putra-putri generasi empat lima warisanmu memekik bangga keharuan bergetar setiap jiwa insan bumi persada terukir pada setiap bibir kata merdeka-merdeka-merrrrdeeeeekaaaaaaa kita menang ……..kita menang …….. kita bebas dari penjajah jahanam merdeka …..merdeka …….ka …..ka …..ka ….. merdeka …………. betapa sayang suaramu tiada sempat bergema di sana cita-citamu direnggut peluru penghianat tertera marsuse ketika senja sebelas dua satu delapan sembilan sembilan baru saja berlabuh mendekap malam di celah-celah deru ombak pantai suak ujung kalak gemuruh bagai firasat rakyatmu akan maha berkabung di sanalah engkau tersungkur di ujung peluru yang membabi buta dari pasukan kaphee laknat penghianat cilaka ada lagi yang sangat kusesalkan pahlawanku walau kami berkabung duka masih ada yang bersorak menepuk dada mereka adalah penjilat yang bermuka dua yang cuma mendambakan sebungkus keju dari kaphee dari kaphee Belanda mereka adalah kawan seiring yang menggunting dalam lipatan mereka adalah musang yang berbulu ayam teuku umar pahlawan biar engkau telah gugur bersama sejuta harapan suci di dadamu harapan itu tak pernah pudar di dada srikandi cut nyak dhien dendamnya pada kaphee Belanda semakin membaja dengan suatu tekad demi kehormatan bangsa syahid atau mati ia maju ke depan memimpin pasukan teuku umar pahlawan bertenanglah engkau di pangkuan kasihmu akan kami jaga bumi tempat darahmu tertumpah akan kami hiasi dengan gedung–gedung yang tinggi menjulang bersih setinggi semangatmu merebut kemerdekaan akan kami gali irigasi yang mengalir untuk persada ini pahlawanku setapak bumi ini dipijak berjuta kami siap menghadangnya

Senin, 07 Desember 2009

SAJAK PASRAH

Kesunyian semkin menjadi

Aku kian dalam pada kekusyukan


Hayati titian tasbih, mengalirkan zikir


Untuk berulang kali sujud tiada henti

Betapa aku telah lama pasrah

Segala yang terjadi menimpa diri ini

Pada setiap keringat yang mengalir

Penuhi makna perjuangkan kehidupan

Bersama do’a yang telah dipanjatkan

Hanya Tuhan yang dapat menentukan

Selasa, 01 Desember 2009

KETEGUHAN


Rindu akan kesunyian adalah pohon yang rindangi ilalang

Risau akan keriuhan adalah badai dalam jiwa yang resah

Kerinduan dan kerisauan berlayarlah ke samudera luas

Nikmati perjalanan dan layari laut bebas

Teriakkan risau

Kalahkan gemuruh

Hidup-hidupkan sunyi

Dirindu-rindu lautan

Kikiskan karatan yang lekat di hati