Minggu, 20 Desember 2009

BETE = STRES???

Apa kalo kamu lagi bete artinya kamu itu lagi stres?

Duh. . . serem amat yah?! Kamu jadi mirip-mirip orang gila di terminal yang suka ngoceh sendiri dong!

Sebenernya bete itu adalah tingkatan yang lebih rendah dari stres. Stress itu sendiri ada dua macem, yakni stres yang bersifat sementara dan kondisional (dapat diselesaikan dengan mudah dan nggak memakan waktu yang lama). Ada lagi stres yang bersifat kronis yang disebabkan pengalaman buruk yang nggak bias dilupakan dan terjadi dalam masa yang panjang.

Bete lebih banyak disebabkan oleh hati kamu yang tiba-tiba merasa sedih, nggak mood, cemas dan minder, tapi kalo stres itu lebih parah lagi dari bete!! (wadoehh!!). Tanda-tanda stres itu antara lain gelisah, cemas berlebihan, merasa tertekan, tegang, dan takut. Akibatnya stres dapat menyebabkan depresi plus menderita (nah lhoo..!).

Meki bete bersifat ringan dan relatif gampang buat diselesein, kamu tetep harus berusaha mengatasi ke-betanmu segera. Jangan biarin berlarut-larut. Soalnya, kalo kamu nggak berusaha menindas ke-bete-anmu itu, lama-lama bisa jadi stres yang kronis dan susah buat disembuhin.

Kamu nggak mau kan jadi orang stres plus depresi?! Hiy. . . jangan sampe deh! Makanya, jangan keseringan bete, dikit-dikit bete, dikit-dikit bete, udah gitu jangan malas bin segan buat cari cara keluar dari perasaan yang nggak nyenengin itu. Lebih baek kita selalu berusaha positif terhadap diri sendiri dan mensyukuri segala sesuatu yang udah diberiin Allah kepada kita.

Guys, sebenernya kita nggak perlu stres pas kita lagi tertimpa suatu problem ato musibah. Semua yang menimpa diri kita, ya baeknya kita jadiin hikmah dan pelajaran buat kehidupan kita sekarang dan yang mendatang. Stres itu dateng kalo kita selalu larut dalam kesedihan dan kecemasan yang luar biasa. Di mana pun kita berada selalu diselimuti oleh kain-kain.., uppss, maksudnya bayang-bayang keburukan dan kegagalan dalam setiap langkah kita. Padahal nggak semua bayangan buruk itu bakal kejadian, tergantung gimana kita menyikapi segala persoalan yang terjadi.