Selasa, 08 Desember 2009

TEUKU UMAR PAHLAWAN


lewat baris-baris puisi kucoba diri selalu mengenang jasamu pahlawan dengan suatu keberanian yang membaja di dadamu sampai tetesan darah penghabisan engkau kobarkan demi kehormatan bangsa engkau mencintai kedamaian tetapi lebih mencintai kemerdekaan karena engkau tidak mau termakan engkau melawan sayang perlawananmu putus di tengah jalan engkau tidak kenal pekikkan kemerdekaan pekikkan yang senantiasa engkau impikan pekikkan kemenangan di ujung perjuangan putra-putri generasi empat lima warisanmu memekik bangga keharuan bergetar setiap jiwa insan bumi persada terukir pada setiap bibir kata merdeka-merdeka-merrrrdeeeeekaaaaaaa kita menang ……..kita menang …….. kita bebas dari penjajah jahanam merdeka …..merdeka …….ka …..ka …..ka ….. merdeka …………. betapa sayang suaramu tiada sempat bergema di sana cita-citamu direnggut peluru penghianat tertera marsuse ketika senja sebelas dua satu delapan sembilan sembilan baru saja berlabuh mendekap malam di celah-celah deru ombak pantai suak ujung kalak gemuruh bagai firasat rakyatmu akan maha berkabung di sanalah engkau tersungkur di ujung peluru yang membabi buta dari pasukan kaphee laknat penghianat cilaka ada lagi yang sangat kusesalkan pahlawanku walau kami berkabung duka masih ada yang bersorak menepuk dada mereka adalah penjilat yang bermuka dua yang cuma mendambakan sebungkus keju dari kaphee dari kaphee Belanda mereka adalah kawan seiring yang menggunting dalam lipatan mereka adalah musang yang berbulu ayam teuku umar pahlawan biar engkau telah gugur bersama sejuta harapan suci di dadamu harapan itu tak pernah pudar di dada srikandi cut nyak dhien dendamnya pada kaphee Belanda semakin membaja dengan suatu tekad demi kehormatan bangsa syahid atau mati ia maju ke depan memimpin pasukan teuku umar pahlawan bertenanglah engkau di pangkuan kasihmu akan kami jaga bumi tempat darahmu tertumpah akan kami hiasi dengan gedung–gedung yang tinggi menjulang bersih setinggi semangatmu merebut kemerdekaan akan kami gali irigasi yang mengalir untuk persada ini pahlawanku setapak bumi ini dipijak berjuta kami siap menghadangnya

1 komentar: